Kenangan
itu terbesit lagi di benak. Gulungan memori membentuk sebuah kenangan indah di
masa lalu. Saat kita masih bersama. Ya, dia hadir kemudian terbang, dia hadir
lagi dan terbang. Tanganku tak sanggup mengendalikan untaian benang yang
kuulur. Angin berhembus terlalu kuat, mengombang-ambingkan layang-layangku. Akhirnya,
benang yang kupegang putus, layang-layangku pun terbang tinggi. Layang-layangku
terbang hingga hilang di pelupuk mata.