Dimata negara luar, bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya akan
potensi alamnya. Berbondong-bondong warga asing pergi ke Indonesia untuk ikut
menikmati betapa berlimpahnya hasil alam Indonesia. Dan memang jika ditelisik,
dari bentangan sabang hingga ujung merauke, tidak dapat ditutupi betapa
makmurnya bangsa Indonesia dengan tanah alam yang subur. Akan tetapi, sejauh
ini tidak banyak penduduk Indonesia yang sadar akan kayanya negara sendiri,
yang apabila dikelola dengan baik akan memberikan kejayaan bagi penghuninya,
yakni penduduk Indonesia.
Saat ini, entah dosa apa yang telah
dilakukan penduduk Indonesia sehingga alam meradang. Lihat saja diawal tahun,
banjir menggenangi ibu kota dan beberapa kota di berbagai daerah. Banjir
meluluh lantahkan rumah-rumah beserta isinya. Bahkan banjir juga merenggut
beratus-ratus jiwa seperti yang terjadi di Wasior Papua Barat. Sampai detik
ini, alam Indonesia masih menunjukkan kemarahannya, terbukti dengan meletusnya
Gunung Merapi yang menewaskan belasan orang. Apakah ini semua sebuah pertanda
bahwa alam Indonesia benar-benar marah?? Siapakah yang patut disalahkan dalam
hal ini?
Jika berpikir lebih lanjut, memang
tak terhitung lagi berapa “tangan-tangan jail” yang telah menyebabkan alam
Indonesia rusak, penebangan hutan besar-besaran, pembangunan gedung-gedung
tinggi, dan tumpukan sampah dimana-mana. Alam sepertinya ingin menegur bangsa kita,
bangsa Indonesia. Selama ini, bangsa Indonesia terlalu lelap dalam “kenikmatan
kekuasaan” sehingga lupa akan tugasnya menjaga keutuhan alam. Sejenak kita
sebagai penduduk Indonesia perlu merenung dan mengintrospeksi diri, apakah kita
telah melaksanakan kewajiban sebagai penduduk Indonesia yang bertangggungjawab?
Patutkah kita disebut sebagai bagian dari bangsa Indonesia?