1 kacang 2 biji


.



   
1 Kacang 2 Biji

                 “Malu aku jadi saudara kembarmu, masak lagi-lagi ngerjain soal matematika gitu saja kamu nggak pernah bisa……” Elbi menyentil dahi saudara kembarnya Alba yang berdiri di luar kelas sambil mengangkat satu kakinya karena mendapat hukuman tidak mengerjakan PR matematika. Alba hanya manyun mendengar perkataan saudara kembarnya itu. Elbi yang baru saja ke toilet sudah menduga akan melihat saudaranya berdiri di luar kelas karena hari ini adalah waktu jam pelajaran matematika. Pelajaran yang paling tidak disukai saudaranya. Elbi dan Alba adalah saudara kembar beda jenis alias cewek dan cowok. Elbi, kakak Alba adalah murid laki-laki paling popular di sekolah, ia sering mengukir prestasi, baik dalam akademik maupun nonakademik. Segudang keahlian seakan ia borong tanpa menyisakan sedikitpun untuk Alba. Sedangkan Alba adalah murid perempuan yang sering sekali mendapat panggilan BP karena ulah nakalnya. Di sekolah, Alba juga terkenal tapi terkenal sebagai saudara kembar Elbi yang bodoh. Seisi sekolah, baik diantara teman maupun guru hampir tidak menemukan sedikitpun kemiripan dalam diri mereka, meskipun mereka terlahir dalam janin yang sama. Elbi mempunyai hidung yang mancung, senyum yang menawan yang membuat gadis-gadis tersihir, dan tentunya kepandaiannya yang mengagumkan, apalagi saat bermain biola. Kebalikan dari itu semua, Alba mempunyai hidung yang agak kecil dan penampilannya sungguh memprihatinkan untuk disebut sebagai seorang wanita, benar-benar jauh dari kesan cantik. Alba lebih suka memakai pakaian ala lelaki dan hobi panjat memanjat serta gaya bicaranya ceplas ceplos tidak ada titik maupun koma. Alba selalu uring-uringan jika dibanding-bandingkan dengan Elbi.
                “Aku turut berduka cita melihatmu hari ini dihukum lagi ama bu Mia yang killer itu, hahaha” segerombolan teman-teman cewek sekelas Alba yang baru keluar kelas untuk istirahat menertawakan Alba yang hampir setiap ada PR dari Bu Mia selalu tidak dikerjakan dan selalu pula mendapat hukuman berdiri di luar kelas.
              “Kayak kamu nggak tahu saja, Alba kan selain hobi panjat memanjat juga punya hobi baru, dihukum bu Mia….hahahah”
                  “Aku heran kenapa Elbi bisa punya saudara kembar yang idiot begini….”
                  “Eh Elbi datang…..” teman sekelas Alba yang dari tadi meremehkan dan menghina Alba sesaat langsung diam melihat Elbi dari kejauhan berjalan kearah mereka. Umur Alba dan Elbi memang sama, tapi di sekolah Elbi menjadi kakak kelas Alba. Kepandaian Elbi membuatnya mampu masuk kelas percepatan sehingga ia bisa lompat kelas.
                  “Mama menyuruhku memberikan ini untukmu, katanya ini uang sakumu yang tertinggal.” Alba mengambil uang itu, tapi kemudian membuangnya dan berlari meninggalkan saudara kembarnya. Elbi pun hanya diam melihat sikap Alba. Kemudian dengan gayanya yang cool Elbi berjalan meninggalkan teman-teman Alba yang masih saja menatapnya dari kejauhan. Apapun yang dilakukan Elbi selalu tampak menawan dihadapan cewek-cewek.
*****
                  “Baru sampai di tempat camping perutku sudah keroncongan, ada yang bawa snack nggak?”
                  “Huuuu dasar kamu urusan perut aja didahuluin, ambil tuch makanan di tasku tapi awas jangan dihabiskan.”
            “Aku baru tahu El ternyata selama ini kamu punya jimat yang selalu kamu bawa kemanapun…heheh.”
                  “Jimat apaan? memangnya aku penganut aliran sesat?”
                  “Ini….renda…renda…..” Ode, teman baik Elbi tiba-tiba saja mengeluarkan celana dalam berenda berwarna merah. Elbi yang melihat hal itu dengan sigap langsung mengambilnya.  Semua teman gank Elbi yang mengetahui hal itu tertawa dengan puasnya. Elbi masih berpikir kenapa bisa ada celana dalam seperti itu di tasnya. Tetapi hanya ada satu alasan hal itu bisa terjadi. Elbi kemudian membungkus celana dalam itu dengan kertas dan menemui Alba.
                  “Ini punyamu….”
                  “Apa? uang saku lagi?”
                  “Kenapa ini bisa ada dalam tasku?” dengan nada marah tapi pelan Elbi menanyakan alasan celana dalam itu bisa nungkring ditasnya sambil menunjukkan isi bungkusan yang ia bawa.
                  “Kenapa ini bisa ada di dalam tasmu?! aku meminta Mama menaruhnya dalam tasku, karena aku terburu-buru. Jangan-jangan Mama salah menaruhnya, tas punggung kita kan hampir sama.”
                  “Kamu selalu membuatku nampak memalukan dihadapan teman-temanku”
         “Apa? teman-temanmu melihatnya? kamu seharusnya menghalanginya!” jawab Alba sambil memukul-mukul Elbi karena kesal.
                  “Ngomong-ngomong sejak kapan kamu mulai memakai yang berenda?” Mendengar perkataan Elbi itu, Alba tidak menjawab apa-apa. Ia malah menendang kaki Elbi sebagai jawaban atas pertanyaannya. “Hahahah……” Elbi bukannya kesakitan, tapi justru tertawa lebar melihat ekspresi malu wajah saudara kembarnya yang perlahan telah beranjak dewasa.
*****
                  “Kenapa kamu masih duduk disini, apa kamu tidak tahu kalau Alba lagi bikin heboh seluruh sekolah?
                  “Dia kenapa?”
                  “Katanya dia mengancam mau terjun dari atap sekolah.” Mendengar ucapan temannya, Elbi yang sedang makan di kantin langsung berlari, Elbi melihat telah ada banyak guru dan murid berkumpul di halaman sekolah sambil berteriak-teriak memanggil nama Alba. Dari kejauhan, Elbi melihat Alba telah sampai di atap gedung sekolah. Tanpa basa basi Elbi menaiki gedung sekolah merangkak perlahan hingga sampai ke atap gedung untuk menyelamatkan saudara kembarnya, Alba. Sementara guru dan murid-murid masih terdengar samar berteriak-teriak memanggil nama mereka berdua. Elbi meraih tangan Alba dan menariknya untuk segera turun dari atap gedung tapi Alba menolaknya. Di tengah kekhawatirannya, Elbi menampar Alba. Kembali Elbi menarik tangan Alba untuk mengajaknya turun. Alba mengikutinya. Setelah mereka turun, Alba terlihat menangis dan berlari jauh meninggalkan Elbi. Elbi menyadari kenapa Alba menangis, mungkin tidak seharusnya Elbi menampar Alba, saudara kembarnya sendiri.
                  “Dasar cewek bodoh. Baju olahraganya ada di toilet kenapa dia susah-susah mencarinya sampai ke atap sekolah?! Hahahaha,” kata tiga orang cewek yang selama ini sering memusuhi Alba. Mereka berbisik-bisik di samping toilet sekolah.
               “Aku puas melihat pertunjukan hari ini ‘Si Bodoh Di atap Sekolah’, padahal aku hanya bilang padanya kalau mungkin baju olahraganya sedang kepanasan di atap sekolah,..hahah” tambah mereka.
                 “Aku juga puas jika pertunjukan yang aku lihat ini, aku perlihatkan kepada kepala sekolah karena kalian telah membahayakan nyawa orang lain dan menyebarkan berita bohong dengan bilang kepada semua orang bahwa Alba naik ke atap sekolah karena ingin bunuh diri.” Cewek-cewek yang dari tadi membicarakan Alba kaget saat Elbi tiba-tiba muncul dan menyahut obrolan mereka. Cewek-cewek itu gelagapan mendengar perkataan Elbi yang mengancamnya. Mereka memohon maaf kepada Elbi dan memohon agar tidak memberitahukan hal itu kepada kepala sekolah.“Jangan minta maaf padaku, tapi minta maaflah kepada Alba.” kata Elbi pada cewek-cewek itu.
                  Sesampainya di rumah Alba masih mengurung diri. Mama menanyakan kepada Elbi kenapa Alba pulang cepat dengan menangis dan mengunci pintu kamarnya hingga sekarang. “Ini salahku Ma…”
                  “Pergi dari kamarku, kamu bukan kakakku!!” kata Alba saat Elbi berusaha masuk ke kamarnya.
                  “Aku minta maaf Al telah berbuat kasar padamu. Aku memang bukan saudara yang baik”
                  “Kamu jahat!”
             “Iya, aku tahu aku salah, aku minta maaf. Aku sudah tahu kalau kamu tadi mencari baju olahragamu kan. Aku sudah membawakannya untukmu. Teman-temanmu menyembunyikannya di toilet. Kalau kamu tidak mau membuka pintu aku akan menaruhnya di depan pintu kamarmu.”
*****
                  “Selamat ya Al, kamu berhasil masuk 10 besar lomba lukis yang diadakan oleh LighArt
                  “Lomba lukis? Aku tidak pernah ikut lomba apapun.”
                  “Tapi jelas-jelas yang aku baca di majalah kemarin namamu kok, Albania Kusuma, siswa dari SMP Budi Wijaya.“ Alba tidak mengerti dengan apa yang dikatakan teman-teman sekelasnya mengenai lomba lukis, apalagi dia berhasil masuk 10 besar. Alba segera membeli majalah yang dimaksud teman-temannya, ternyata benar itu biodata dirinya. Alba masih belum memahami situasi itu, tapi ia berusaha datang diacara puncak pemilihan pemenang lomba LightArt. Alba begitu kaget melihat lukisannya, tepatnya lukisan yang telah lama ia simpan di gudang telah terpajang apik bersama lukisan 9 finalis lainnya. Alba tidak tahu siapa yang telah mengambil lukisan itu dan mengikut namakan dirinya dalam lomba tersebut. Saat dibacakan pemenang lomba juara satu dan dua betapa terkejutnya Alba mendengar namanya disebut sebagai juara pertama. Alba senang sekaligus merasa kesal, karena ada orang yang telah mengambil lukisannya tanpa sepengetahuannya. Alba naik ke atas panggung dan menerima piala penghargaan. Ia menyampaikan keterkejutannya dengan semua hal yang terjadi, tapi ia berterima kasih. Saat ia di atas panggung itulah, ia melihat Elbi duduk diantara orang-orang yang hadir di sana. Dari situlah ia tahu siapa yang ia cari dibalik semuanya.
                  “Kakak……”
                  “Baru kali ini aku dengar kamu memanggilku dengan sebutan seperti itu.”
                  “Terima kasih…..”
                  “Jangan memasang wajah sedih begitu, itu membuatku takut.”
                  “Iih kakak, selalu saja mengejekku,” sambil memasang wajah cemberut.
                  “Bersyukurlah karena kamu mempunyai saudara kembar sebaik aku ini, tapi jangan senang dulu, sebagai imbalannya, kamu harus bersedia memberikan dahimu yang lebar itu untuk kusentil setiap hari.”
                  Enggak mau. Kakak juga telah mencuri lukisanku, mengambilnya tanpa izin. Jadi, kakak harus menggendongku sampai ke rumah.” Mendengar ucapan Alba, Elbi langsung melarikan diri agar Alba tidak bisa naik ke punggungnya, tapi Alba terus mengejarnya. Elbi tahu bahwa badan Alba sangat berat karena sejak kecil Elbi selalu kalah bermain petak umpet dan sebagai hukumannya, Elbi harus menggendong Alba mengelilingi halaman rumah, satu lagi keunggulan Alba dari Elbi. Angin sore yang sepoi dan hangat. Seindah kehangatan persaudaraan antara Alba dan Elbi. Insan yang tercipta untuk saling berbagi. Berbagi kasih sayang dari kedua orangtua, dan juga berbagi rupa wajah tentunya. Mereka akan selalu berbagi kebahagiaan.
                  “Sepertinya besok aku perlu pergi ke tukang urut, ”kata Elbi sambil terus menggendong Alba.

                                                                                    Husnia S.
                                                                                    Edc. Manisan






Your Reply

1 kacang 2 biji



   
1 Kacang 2 Biji

                 “Malu aku jadi saudara kembarmu, masak lagi-lagi ngerjain soal matematika gitu saja kamu nggak pernah bisa……” Elbi menyentil dahi saudara kembarnya Alba yang berdiri di luar kelas sambil mengangkat satu kakinya karena mendapat hukuman tidak mengerjakan PR matematika. Alba hanya manyun mendengar perkataan saudara kembarnya itu. Elbi yang baru saja ke toilet sudah menduga akan melihat saudaranya berdiri di luar kelas karena hari ini adalah waktu jam pelajaran matematika. Pelajaran yang paling tidak disukai saudaranya. Elbi dan Alba adalah saudara kembar beda jenis alias cewek dan cowok. Elbi, kakak Alba adalah murid laki-laki paling popular di sekolah, ia sering mengukir prestasi, baik dalam akademik maupun nonakademik. Segudang keahlian seakan ia borong tanpa menyisakan sedikitpun untuk Alba. Sedangkan Alba adalah murid perempuan yang sering sekali mendapat panggilan BP karena ulah nakalnya. Di sekolah, Alba juga terkenal tapi terkenal sebagai saudara kembar Elbi yang bodoh. Seisi sekolah, baik diantara teman maupun guru hampir tidak menemukan sedikitpun kemiripan dalam diri mereka, meskipun mereka terlahir dalam janin yang sama. Elbi mempunyai hidung yang mancung, senyum yang menawan yang membuat gadis-gadis tersihir, dan tentunya kepandaiannya yang mengagumkan, apalagi saat bermain biola. Kebalikan dari itu semua, Alba mempunyai hidung yang agak kecil dan penampilannya sungguh memprihatinkan untuk disebut sebagai seorang wanita, benar-benar jauh dari kesan cantik. Alba lebih suka memakai pakaian ala lelaki dan hobi panjat memanjat serta gaya bicaranya ceplas ceplos tidak ada titik maupun koma. Alba selalu uring-uringan jika dibanding-bandingkan dengan Elbi.
                “Aku turut berduka cita melihatmu hari ini dihukum lagi ama bu Mia yang killer itu, hahaha” segerombolan teman-teman cewek sekelas Alba yang baru keluar kelas untuk istirahat menertawakan Alba yang hampir setiap ada PR dari Bu Mia selalu tidak dikerjakan dan selalu pula mendapat hukuman berdiri di luar kelas.
              “Kayak kamu nggak tahu saja, Alba kan selain hobi panjat memanjat juga punya hobi baru, dihukum bu Mia….hahahah”
                  “Aku heran kenapa Elbi bisa punya saudara kembar yang idiot begini….”
                  “Eh Elbi datang…..” teman sekelas Alba yang dari tadi meremehkan dan menghina Alba sesaat langsung diam melihat Elbi dari kejauhan berjalan kearah mereka. Umur Alba dan Elbi memang sama, tapi di sekolah Elbi menjadi kakak kelas Alba. Kepandaian Elbi membuatnya mampu masuk kelas percepatan sehingga ia bisa lompat kelas.
                  “Mama menyuruhku memberikan ini untukmu, katanya ini uang sakumu yang tertinggal.” Alba mengambil uang itu, tapi kemudian membuangnya dan berlari meninggalkan saudara kembarnya. Elbi pun hanya diam melihat sikap Alba. Kemudian dengan gayanya yang cool Elbi berjalan meninggalkan teman-teman Alba yang masih saja menatapnya dari kejauhan. Apapun yang dilakukan Elbi selalu tampak menawan dihadapan cewek-cewek.
*****
                  “Baru sampai di tempat camping perutku sudah keroncongan, ada yang bawa snack nggak?”
                  “Huuuu dasar kamu urusan perut aja didahuluin, ambil tuch makanan di tasku tapi awas jangan dihabiskan.”
            “Aku baru tahu El ternyata selama ini kamu punya jimat yang selalu kamu bawa kemanapun…heheh.”
                  “Jimat apaan? memangnya aku penganut aliran sesat?”
                  “Ini….renda…renda…..” Ode, teman baik Elbi tiba-tiba saja mengeluarkan celana dalam berenda berwarna merah. Elbi yang melihat hal itu dengan sigap langsung mengambilnya.  Semua teman gank Elbi yang mengetahui hal itu tertawa dengan puasnya. Elbi masih berpikir kenapa bisa ada celana dalam seperti itu di tasnya. Tetapi hanya ada satu alasan hal itu bisa terjadi. Elbi kemudian membungkus celana dalam itu dengan kertas dan menemui Alba.
                  “Ini punyamu….”
                  “Apa? uang saku lagi?”
                  “Kenapa ini bisa ada dalam tasku?” dengan nada marah tapi pelan Elbi menanyakan alasan celana dalam itu bisa nungkring ditasnya sambil menunjukkan isi bungkusan yang ia bawa.
                  “Kenapa ini bisa ada di dalam tasmu?! aku meminta Mama menaruhnya dalam tasku, karena aku terburu-buru. Jangan-jangan Mama salah menaruhnya, tas punggung kita kan hampir sama.”
                  “Kamu selalu membuatku nampak memalukan dihadapan teman-temanku”
         “Apa? teman-temanmu melihatnya? kamu seharusnya menghalanginya!” jawab Alba sambil memukul-mukul Elbi karena kesal.
                  “Ngomong-ngomong sejak kapan kamu mulai memakai yang berenda?” Mendengar perkataan Elbi itu, Alba tidak menjawab apa-apa. Ia malah menendang kaki Elbi sebagai jawaban atas pertanyaannya. “Hahahah……” Elbi bukannya kesakitan, tapi justru tertawa lebar melihat ekspresi malu wajah saudara kembarnya yang perlahan telah beranjak dewasa.
*****
                  “Kenapa kamu masih duduk disini, apa kamu tidak tahu kalau Alba lagi bikin heboh seluruh sekolah?
                  “Dia kenapa?”
                  “Katanya dia mengancam mau terjun dari atap sekolah.” Mendengar ucapan temannya, Elbi yang sedang makan di kantin langsung berlari, Elbi melihat telah ada banyak guru dan murid berkumpul di halaman sekolah sambil berteriak-teriak memanggil nama Alba. Dari kejauhan, Elbi melihat Alba telah sampai di atap gedung sekolah. Tanpa basa basi Elbi menaiki gedung sekolah merangkak perlahan hingga sampai ke atap gedung untuk menyelamatkan saudara kembarnya, Alba. Sementara guru dan murid-murid masih terdengar samar berteriak-teriak memanggil nama mereka berdua. Elbi meraih tangan Alba dan menariknya untuk segera turun dari atap gedung tapi Alba menolaknya. Di tengah kekhawatirannya, Elbi menampar Alba. Kembali Elbi menarik tangan Alba untuk mengajaknya turun. Alba mengikutinya. Setelah mereka turun, Alba terlihat menangis dan berlari jauh meninggalkan Elbi. Elbi menyadari kenapa Alba menangis, mungkin tidak seharusnya Elbi menampar Alba, saudara kembarnya sendiri.
                  “Dasar cewek bodoh. Baju olahraganya ada di toilet kenapa dia susah-susah mencarinya sampai ke atap sekolah?! Hahahaha,” kata tiga orang cewek yang selama ini sering memusuhi Alba. Mereka berbisik-bisik di samping toilet sekolah.
               “Aku puas melihat pertunjukan hari ini ‘Si Bodoh Di atap Sekolah’, padahal aku hanya bilang padanya kalau mungkin baju olahraganya sedang kepanasan di atap sekolah,..hahah” tambah mereka.
                 “Aku juga puas jika pertunjukan yang aku lihat ini, aku perlihatkan kepada kepala sekolah karena kalian telah membahayakan nyawa orang lain dan menyebarkan berita bohong dengan bilang kepada semua orang bahwa Alba naik ke atap sekolah karena ingin bunuh diri.” Cewek-cewek yang dari tadi membicarakan Alba kaget saat Elbi tiba-tiba muncul dan menyahut obrolan mereka. Cewek-cewek itu gelagapan mendengar perkataan Elbi yang mengancamnya. Mereka memohon maaf kepada Elbi dan memohon agar tidak memberitahukan hal itu kepada kepala sekolah.“Jangan minta maaf padaku, tapi minta maaflah kepada Alba.” kata Elbi pada cewek-cewek itu.
                  Sesampainya di rumah Alba masih mengurung diri. Mama menanyakan kepada Elbi kenapa Alba pulang cepat dengan menangis dan mengunci pintu kamarnya hingga sekarang. “Ini salahku Ma…”
                  “Pergi dari kamarku, kamu bukan kakakku!!” kata Alba saat Elbi berusaha masuk ke kamarnya.
                  “Aku minta maaf Al telah berbuat kasar padamu. Aku memang bukan saudara yang baik”
                  “Kamu jahat!”
             “Iya, aku tahu aku salah, aku minta maaf. Aku sudah tahu kalau kamu tadi mencari baju olahragamu kan. Aku sudah membawakannya untukmu. Teman-temanmu menyembunyikannya di toilet. Kalau kamu tidak mau membuka pintu aku akan menaruhnya di depan pintu kamarmu.”
*****
                  “Selamat ya Al, kamu berhasil masuk 10 besar lomba lukis yang diadakan oleh LighArt
                  “Lomba lukis? Aku tidak pernah ikut lomba apapun.”
                  “Tapi jelas-jelas yang aku baca di majalah kemarin namamu kok, Albania Kusuma, siswa dari SMP Budi Wijaya.“ Alba tidak mengerti dengan apa yang dikatakan teman-teman sekelasnya mengenai lomba lukis, apalagi dia berhasil masuk 10 besar. Alba segera membeli majalah yang dimaksud teman-temannya, ternyata benar itu biodata dirinya. Alba masih belum memahami situasi itu, tapi ia berusaha datang diacara puncak pemilihan pemenang lomba LightArt. Alba begitu kaget melihat lukisannya, tepatnya lukisan yang telah lama ia simpan di gudang telah terpajang apik bersama lukisan 9 finalis lainnya. Alba tidak tahu siapa yang telah mengambil lukisan itu dan mengikut namakan dirinya dalam lomba tersebut. Saat dibacakan pemenang lomba juara satu dan dua betapa terkejutnya Alba mendengar namanya disebut sebagai juara pertama. Alba senang sekaligus merasa kesal, karena ada orang yang telah mengambil lukisannya tanpa sepengetahuannya. Alba naik ke atas panggung dan menerima piala penghargaan. Ia menyampaikan keterkejutannya dengan semua hal yang terjadi, tapi ia berterima kasih. Saat ia di atas panggung itulah, ia melihat Elbi duduk diantara orang-orang yang hadir di sana. Dari situlah ia tahu siapa yang ia cari dibalik semuanya.
                  “Kakak……”
                  “Baru kali ini aku dengar kamu memanggilku dengan sebutan seperti itu.”
                  “Terima kasih…..”
                  “Jangan memasang wajah sedih begitu, itu membuatku takut.”
                  “Iih kakak, selalu saja mengejekku,” sambil memasang wajah cemberut.
                  “Bersyukurlah karena kamu mempunyai saudara kembar sebaik aku ini, tapi jangan senang dulu, sebagai imbalannya, kamu harus bersedia memberikan dahimu yang lebar itu untuk kusentil setiap hari.”
                  Enggak mau. Kakak juga telah mencuri lukisanku, mengambilnya tanpa izin. Jadi, kakak harus menggendongku sampai ke rumah.” Mendengar ucapan Alba, Elbi langsung melarikan diri agar Alba tidak bisa naik ke punggungnya, tapi Alba terus mengejarnya. Elbi tahu bahwa badan Alba sangat berat karena sejak kecil Elbi selalu kalah bermain petak umpet dan sebagai hukumannya, Elbi harus menggendong Alba mengelilingi halaman rumah, satu lagi keunggulan Alba dari Elbi. Angin sore yang sepoi dan hangat. Seindah kehangatan persaudaraan antara Alba dan Elbi. Insan yang tercipta untuk saling berbagi. Berbagi kasih sayang dari kedua orangtua, dan juga berbagi rupa wajah tentunya. Mereka akan selalu berbagi kebahagiaan.
                  “Sepertinya besok aku perlu pergi ke tukang urut, ”kata Elbi sambil terus menggendong Alba.

                                                                                    Husnia S.
                                                                                    Edc. Manisan






0 komentar:

Posting Komentar