Untuk Muridku


.












Pagi di Tuban, tetesan hujan semalam masih menyisakan teduh
Sang Anak berlarian mengejar kelinting bel sekolah
Assalamualaikum, sapa hangat
Seulas senyum tertoreh di bibir mungil manusia-manusia muda
     Nak, hendak cari apa kau di sini?
     Terbelalak mata mendengar isyarat tanya itu, mungkin asing di telinga
     Nak, hendak cari apa kau di sini?
     Sang Anak menunduk, berusaha mencari jawab
     Semua terdiam, menggeleng
Menuntut ilmu, celetuk seorang Anak
Ah, bukan hanya itu, teman juga didapat
Yang terpenting adalah pengalaman, sahut Anak di pojok 
      Nak, tidak perlu sebuah tanya dulu jika ingin mendapat jawab
      Jawaban selalu ada di hati
      Ketuk hati kalian dan temukan sendiri jawabannya


                                                                                     By.  Penjaga Kampoeng
                                          

    

One Response to “Untuk Muridku”

  1. Zulfina says:

    ngantuk buuu... hehe

Your Reply

Untuk Muridku












Pagi di Tuban, tetesan hujan semalam masih menyisakan teduh
Sang Anak berlarian mengejar kelinting bel sekolah
Assalamualaikum, sapa hangat
Seulas senyum tertoreh di bibir mungil manusia-manusia muda
     Nak, hendak cari apa kau di sini?
     Terbelalak mata mendengar isyarat tanya itu, mungkin asing di telinga
     Nak, hendak cari apa kau di sini?
     Sang Anak menunduk, berusaha mencari jawab
     Semua terdiam, menggeleng
Menuntut ilmu, celetuk seorang Anak
Ah, bukan hanya itu, teman juga didapat
Yang terpenting adalah pengalaman, sahut Anak di pojok 
      Nak, tidak perlu sebuah tanya dulu jika ingin mendapat jawab
      Jawaban selalu ada di hati
      Ketuk hati kalian dan temukan sendiri jawabannya


                                                                                     By.  Penjaga Kampoeng
                                          

    

1 komentar:

Zulfina mengatakan...

ngantuk buuu... hehe

Posting Komentar